Nyala lilin (candle light) merupakan sumber energi. Sejak dulu, cahaya lilin digunakan di Yunani, Mesir, India, dan China dalam ritual penyembuhan penyakit. Cahaya merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik atau getaran energi. Terdiri atas 7 warna pokok yang memiliki panjang gelombang berbeda-beda. Unsur cahaya dan warna inilah yang kemudian dikembangkan sebagai dasar terapi lilin/candle healing. Getaran energi cahayanya kemudian beresonansi dengan aura manusia (medan energi elektromagnetik yang menyelubungi manusia).
Penyembuhan dengan terapi lilin diyakini dapat menyelaraskan kembali sirkulasi energi pada tubuh yang sakit (baik sakit fisik atau psikisnya) akibat ketidakseimbangan antara tubuh-pikiran-jiwa (body, mind, and soul). Energi dari cahaya lilin itulah yang diharapkan akan beresonansi dengan energi penderita yang sedang tidak seimbang.
Melalui candle healing, diharapkan kekuatan energi panas, cahaya, dan warna yang dipancarkan lilin terserap melalui tubuh eterik (aura) kemudian memperbaiki keseimbangan energi dalam tubuh. Energi ini juga mereduksi reaksi negatif yang ada di rekaman bawah sadar (subconsious) seperti kecemasan, kegelisahan, ketakutan, kekesalan, kesedihan, kurang konsentrasi, ataupun stres dan trauma.
TEMARAM DAN MEDITATIF
Untuk melakukan terapi lilin, dibutuhkan suasana temaram dan sikap meditatif. Suasana tenang akan memengaruhi produksi hormon melatonin yang dibuat kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak.
Produksi hormon melatonin ini akan meningkat di malam hari atau dalam kedaaan gelap/temaram dan pada suasana hening (meditatif). Sebaliknya, melatonin bisa terhambat bila ada sinar yang terang atau medan elektromagnetik. Cahaya lilin dapat menimbulkan suasana temaram dan hening yang dapat merangsang kelenjar pineal dan meningkatkan produksi melatoninnya. Hormon ini kemudian diedarkan ke seluruh tubuh yang membuat pasien merasa relaks.
Hormon melatonin termasuk dalam golongan antioksidan yang kuat, sehingga sangat bermanfaat untuk menangkap radikal bebas yang merugikan tubuh. Fungsi lainnya adalah membuat relaks otot, mengurangi ketegangan dan kegelisahan, memberikan rasa nyaman serta menurunkan tekanan darah. Upaya meningkatkan produksi melatonin melalui terapi lilin ini pada akhirnya dapat digunakan untuk membuat ibu tampak awet muda, imunitasnya meningkat, terbebas dari gangguan tidur dan tidak gampang stres.
JENIS & BENTUK LILIN
Pada dasarnya, lilin apa pun dapat digunakan. Toh yang dibutuhkan adalah energi yang didapat dari warna-warna lilin, cahaya, maupun panasnya api lilin ketika dinyalakan. Berikut fakta seputar lilin:
Biasanya lilin terbuat dari parafin, stearic accid atau beeswax (dari sarang lebah).
Bahan dasar parafin adalah residu minyak bumi, tidak berwarna dan tidak berbau yang akan mencair pada suhu antara 40-71 derajat Celcius. Berkarakter lunak dan elastis dengan permukaan kasar dan tidak bagus dalam penyerapan warna.
Stearic accid bahan dasarnya dari kelapa sawit. Bahannya lebih padat dan keras, umumnya dicampur dengan parafin untuk mencegah lilin menetes tidak beraturan. Umumnya lilin-lilin impor terbuat dari jenis ini.
Beeswax atau lilin lebah merupakan produk alami yang beraroma madu. Memiliki kualitas yang sangat bagus, namun harganya mahal, hingga biasanya dikombinasikan dengan bahan lain untuk meningkatkan waktu pembakaran lilin. Jenis ini sangat ramah lingkungan dengan tekstur yang lembut.
TIP MEMILIH LILIN
Pilihlah lilin berkualitas baik agar nyalanya cukup lama sehingga manfaat yang didapat pun bisa maksimal.
Dalam satu sesi, gunakan lilin yang memiliki aneka ukuran dan warna. Maksudnya, jika menggunakan lilin yang punya daya bakar 3 jam, maka gunakan semua yang berdurasi sama. Setiap sesi setidaknya butuh waktu 20-30 menit. Sebaiknya lakukan setiap pagi atau malam hari menjelang tidur.
Perhatikan juga perbandingan sumbu dan diameter lilin. Semakin besar diameter lilin, maka sebaiknya sumbunya juga semakin besar, sehingga ketika dibakar tidak menyisakan limbah.
Lilin yang ditambahkan pengharum (lilin aromaterapi) boleh-boleh saja digunakan asalkan aroma pilihannya sejalan dengan yang dibutuhkan saat terapi berlangsung. Misalnya, aroma lavender atau lili selagi pikiran terasa tegang, sehingga mampu memberi perasaan bahagia.
WARNA LILIN
Cahaya dan warna merupakan dasar terapi lilin yang juga berpengaruh pada emosi dan suasana hati. Ada warna yang membuat kita tegang, atau sebaliknya relaks. Jadi, hati-hati dalam pemilihan warna agar tidak muncul efek yang justru bertolak belakang dari yang diharapkan. Contohnya, untuk pengobatan hipertensi, jangan nyalakan lilin berwarna merah karena akan menjadikan tekanan darah justru meningkat. Sebaiknya, pilih lilin warna biru atau putih sebagai penyeimbang. Berikut panduan warna lilin:
Putih: merupakan campuran dari semua warna yang merupakan simbol kesucian dan kekuatan. Dapat digunakan saat tubuh dan pikiran tegang atau bagi penderita penyakit berat yang membutuhkan relaksasi.
Hitam: sangat kuat untuk menghapus energi negatif. Namun untuk menghindari terjadinya depresi, bakarlah bersama lilin putih.
Merah: simbol cinta dan kesehatan serta ekspresi kekuatan hidup. Dapat digunakan untuk membangkitkan ambisi dan gairah jika tubuh dan pikiran sedang loyo.
Pink: simbol cinta kasih, dapat digunakan untuk relaksasi dan mengembangkan pikiran positif.
Orange: simbol kreativitas, dapat digunakan untuk menstimulasi peningkatan spiritual dan ketakwaan.
Kuning: simbol kebahagiaan, cahayanya menenangkan dan dapat meningkatkan kekuatan pikiran maupun optimisme sehingga bisa tampak awet muda.
Emas: simbol kekuatan yang mampu menstimulasi pikiran agar lebih positif dan tidak tegang dalam memandang hidup.
Hijau: simbol pertumbuhan, gerak dan cinta kasih. Dapat menumbuhkan pikiran-pikiran positif sehingga tampak awet muda. Juga dapat meningkatkan kesuburan, sehingga amat cocok bila digunakan untuk penyembuhan yang berkaitan dengan masalah-masalah kewanitaan.
Biru: simbol spiritualitas, kestabilan dan keadilan. Warna ini sangat baik untuk digunakan pada anak-anak ataupun mereka yang mengalami keluhan-keluhan fisik akibat stres semisal leher kaku, migren dan sebagainya.
Abu-abu/perak: simbol kejernihan dan kemurnian. Digunakan untuk meningkatkan kepekaan indra.
Cokelat: simbol rendah hati, digunakan untuk meningkatkan ketajaman pikiran dan pikiran-pikiran positif.
Violet, nila dan ungu: simbol spiritualitas dan kekuatan. Dapat mengatasi gangguan yang berkaitan dengan emosi dan psikis seperti stres, depresi dan rasa marah.
Magenta: simbol perubahan, digunakan bersama lilin lain untuk meningkatkan gairah hidup agar dapat menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan yang sangat cepat di luar sana.
SUSUNAN LILIN
Efek terapi lilin dapat diperkuat dengan susunan lilin yang tepat saat melakukan meditasi. Umumnya lilin ditaruh dalam posisi geometris karena energi geometris memiliki efek dinamis ketika berinteraksi dengan aura. Bentuk-bentuk geometris antara lain segitiga (untuk memperbesar energi dan menambah kekuatan penyembuhan), segi empat (menstabilkan seluruh sistem psikologis), segi lima (menyeimbangkan energi fisik dengan emosi dan energi spiritual), segi enam (untuk menyelaraskan hati, pikiran, fisik dan jiwa. Cahaya yang keluar juga beresonansi dengan kecantikan, keberuntungan, cinta, kesehatan dan kebendaaan), segi tujuh (menyeimbangkan dan mengatur semua cakra. Bentuk ini sangat baik untuk anak-anak), serta bentuk lingkaran (perlindungan yang tinggi mewakili kelahiran kembali