1. TRIM
TRIM merupakan sebuah perintah yang langsung ditujukan kepada firmware dari SSD. Jika Anda belum tahu, firmware itu sama dengan BIOS komputer pada umumnya.
Sebuah media penyimpanan akan selalu menulis dan membaca data. Saat menghapus sebuah data, hal tersebut sebenarnya juga merupakan sebuah kegiatan menulis data pula. Di sebuah hard disk, kegiatan penghapusan data tidak sepenuhnya terhapus. Yang terhapus adalah sebuah link yang merujuk ke data tersebut di rentetan data yang disebut dengan Table Of Content. Saat ada data yang mau ditulis di tempat (sector) yang sama, data baru tersebut akan ditimpa langsung di tempat data (sector) yang lama. Hal ini disebut dengan Overwriting.
Dalam hard disk, kegiatan overwrite ini adalah biasa. Sayangnya, tidak untuk SSD. Kegiatan overwriting akan menimbulkan “sampah data” atau bahasa Inggrisnya adalah Garbage. Garbage ini yang menyebabkan sebuah SSD akan melambat seiring dengan waktu karena data lama masih ada sehingga membuat SSD harus memilah antara data lama dengan yang baru. Hal ini membuat SSD lamban dalam membaca data.
Di sinilah TRIM unjuk gigi. TRIM memastikan saat sistem operasi mau menulis di sektor yang sama, data yang lama akan terhapus total tanpa ada sampah lagi. Selain itu, fungsi TRIM juga akan membuat semua sektor yang dihapus dan diformat menjadi bersih. Hal ini akan membuat sebuah SSD menjadi kencang sama seperti yang baru.
2. Isi dari SSD
Anda pernah melihat isi sebuah SSD? Sebuah SSD tidak berisikan mekanik rumit yang sama seperti hard disk. Jika Anda pernah melihat sebuah RAM (Random Access Memory atau memori komputer), isi dari sebuah SSD mirip dengan itu. Seperti gambar yang ada di atas, SSD hanya terdiri dari sekumpulan memori yang dipasang di sebuah board.
3. MLC dan SLC
Pernahkah Anda mendengar mengenai SLC dan MLC? Kedua nama ini merujuk kepada tipe memori yang dipakai SSD. SLC kepanjangan dari Single Level Cell. Sesuai dengan namanya, memori jenis ini akan menyimpan sebuah bit data di sebuah cell memori. MLC atau Multi Level Cell, menyimpan dua bit data pada sebuah cell memori. SLC memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan MLC. Kecepatan adalah yang pertama. Selain itu, SLC juga memiliki siklus hidup yang lebih lama dari MLC. Sayangnya, harga memori jenis SLC lebih mahal dari MLC, membuatnya jarang ditemukan di consumer SSD.
4. Kecepatan
Anda sudah melihat point nomor 2? Sebenarnya, hal tersebut sudah terjawab. SSD tidak memiliki mekanik yang harus bergerak terlebih dahulu dalam menulis dan membaca data. Selain itu, SSD tidak perlu melakukan putaran spindle seperti sebuah hard disk. Semua dilakukan secara elektris.
Ada beberapa pendapat yang berkata bahwa sebuah SSD lebih aman dibandingkan dengan hard disk. Kami pun memiliki pendapat yang sama. Alasan pertama adalah sebuah SSD yang tidak memiliki mekanik di dalamnya membuat media penyimpanan ini tahan banting. Saat terbanting, hard disk akan rusak dan tentu data Anda tidak bisa diakses. Seperti apa ketahanan sebuah SSD? Anda bisa melihatnya di video ini.
Video SSD Destructo Series Episode 1 - Baseball:
Selain tahan banting, SSD juga tahan getaran. HDD yang sedang bekerja saat terkena getaran yang terus-menerus akan mengalami kerusakan mekanik. Hal ini tidak akan terjadi kepada SSD. Selain itu, Anda tidak akan menemukan bunyi “ctek…ctek…ctek” yang secara acak akan ditemukan di sebuah HDD. Bagaimana dengan masalah panas? HDD cenderung panas akibat adanya gesekan dalam mekaniknya, yaitu di putaran spindle-nya. Hard disk yang panas tentu saja dapat membuat kerusakan; itulah saatnya mengucapkan selamat tinggal kepada data-data Anda. Mau tahu ketahanan sebuah SSD terhadap panas? Anda bisa lihat video di bawah ini.
Video SSD Destructo Series Episode 5 - Blowtorch:
6. Mahal
SSD cenderung sama dengan harga mahal. Mengapa? Hal ini dikarenakan produksi sebuah flash memori memakan biaya yang lebih mahal. Selain itu, teknologinya juga tergolong baru. SSD merupakan sebuah produk baru yang harganya seiring dengan waktu akan turun. Harga sebuah SSD termurah dua tahun yang lalu sama dengan harga SSD dengan kapasitas 60 GB sekarang ini. Untuk sebuah SSD dengan kapasitas 30 GB saja Anda harus merogoh kocek sekitar Rp800.000. Dengan harga yang sama, Anda tentu sudah mendapatkan sebuah hard disk dengan kapasitas sekitar 2 TB. Perbandingannya jauh, bukan? Akan tetapi, Anda harus melihatnya dari sisi yang berbeda. Setelah melihat poin-poin di atas, dapat dilihat bahwa SSD lebih aman. Bayangkan Anda adalah orang yang sering bepergian dengan menggunakan laptop. Saat bekerja di mobil, tiba-tiba ada lubang yang mengakibatkan notebook Anda jatuh. Saat itu terjadi kepada sebuah hard disk, hal tersebut bisa membuat hard disk rusak. Tidak dengan SSD. Data yang bernilai jutaan rupiah pun aman oleh kejadian seperti ini. Intinya, SSD lebih tahan banting, air, getaran, dan panas. Sekarang, pertimbangkan, mana yang jauh lebih mahal: data-data Anda atau sebuah SSD?
Cara Merawat SSD 'Solid State Drive'
1 jangan di RAID,terutama untuk SSD yang mempunyai fitur TRIM, karena dengan RAID otomatis fitur TRIM tidak akan jalan, dan sampah di SSD tidak akan terbuang sehingga performa dan kinerja SSD akan melambat
2 aliran listrik harus bagus, jangan ampe sering mati listik
3 jgn menjalankan program defragment karena akan mempercepat umur SSD dengan baca dan tulis space
4 jangan taruh file yang replaceable/ sering berganti/diupdate tiap waktu karena akan memperpendek umur SSD
5 sebisa mungkin manfaatkan SSD sebagai media read, bukan write karena yang memperpendek umur SSD adalah proses menulis dan menimpa data
kesimpulan ane sedia SSD dan HDD aja gan, SSD dipakai utk booting,system file, etc. barulah HDD buat media storage agan2, moga helpful