Tempat Pelarian Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Harta Kekayaan Yang Melebihi Bill Gates

Resor Sharm el-Sheikh di dekat Laut Merah, tempat pelarian bagi Presiden Hosni Mubarak yang mundur dari jabatannya pada Jumat (11/2/2011), merupakan tujuan wisata terkenal dan tempat kesayangan untuk memamerkan peran Mesir sebagai perantara perdamaian Timur Tengah. Mubarak dikenal suka memamerkan pembangunan di Sharm el-Sheikh, tempat ia memiliki sebuah rumah untuk berlibur, kepada tamu-tamu asing yang ia undang ke sana untuk pertemuan politik dan konferensi. Terselip di antara gunung-gunung di Gurun Sinai dan Laut Merah, jalur itu merupakan pantai emas. Di sana terdapat hotel dan kasino, tempat penyelaman dan lapangan golf yang menarik sekitar seperempat dari 12,5 juta wisatawan ke Mesir pada tahun 2009.
Sharm el-Sheikh, yang diiklankan dengan berlebihan sebagai bagian dari pusat wisata Laut Merah di ujung selatan Sinai, tempat Suez dan teluk Aqaba bertemu, juga penting bagi Mesir sebagai simbol kedaulatan yang diperoleh kembali di Sinai. Direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967 bersama dengan Sinai, Sharm el-Sheikh dikembalikan ke Mesir berdasarkan perjanjian perdamaian tahun 1979 yang ditandatangani oleh, ketika itu, Presiden Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin.

Mesir mulai mengembangkan Sharm el-Sheikh sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata dengan membangun beberapa hotel di wilayah itu pada akhir 1980-an. Sejak itu, tempat tersebut tumbuh menjadi kawasan wisata besar yang menarik investor Barat dan Arab serta ribuan wisatawan—sebagian besar para penyelam yang tertarik pada perairan hangat yang jernih dan kawanan ikan eksotis.

 
Pada tahun-tahun itu, Desa Sharm el-Sheikh yang kering telah berkembang menjadi sebuah kota. Warganya merupakan campuran dari wisatawan, anggota staf hotel, pekerja bangunan, pemandu wisata, sopir taksi, dan instruktur selam serta olahraga air.
Sharm el-Sheikh dijuluki sebagai Las Vegas Mesir, berada di antara desa-desa Badui di Sinai dan menjadi pilihan Mubarak untuk pertemuan puncak Timur Tengah. Pada tahun 2002, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memberikan penghormatan pada Sharm el-Sheikh sebagai “Kota Perdamaian”.


Kekayaan Hosni Mubarak Melebihi Bill Gates, Orang Terkaya di Dunia.

Presiden Mesir, Hosni Mubarak tak pernah disebut sebagai orang terkaya di dunia dalam jajaran daftar Majalah Forbes. Namun, sejumlah sumber memberikan argumen.
Dilansir Yahoo!Finance dan dikutip Tribunnews.com, Sabtu (12/2/2011), selama masa pemberontakan rakyat Mesir selama 18 hari ternyata mengakhiri rezim Mubarak dalam kurun waktu 30 tahun. Tetapi, selama masa memerintah, Mubarak berhasil mengumpulkan kekayaan yang sungguh fantasis. Koran Inggris, The Guardian, mengutip sumber di Timur Tengah, mengatakan jika kekayaan Mubarak dan keluarganya berada di kisaran 40 miliar dollar AS (Rp 350 triliun) hingga 70 miliar dollar AS (Rp 650 triliun). Orang terkaya di dunia saat ini versi Majalah Forbes adalah Carlos Slim, seorang investor yang kekayaannya ditaksir 54 miliar dolar AS (Rp 482 triliun) sementara Bill Gates, bos Microsoft, berada di urutan berikutnya dengan kekayaan mencapai 53 miliar dollar AS (Rp 473 miliar).
 
Mubarak bukan seorang pebisnis. Ia berasal dari kalangan militer. Namun, dengan menjalankan dan konstitusi selama 30 tahun dan menghasilkan kekayaan dan hal penting yang sangat signifikan mulai dari pengembangan proyek di sungai Nil hingga ke selat Suez dan menjadi pusat aliran 4 persen pengapalan minyak di dunia. “Tidak ada akuntabilitas dan tak perlu ada transparansi,” jelas Prof Amaney Jamal dari Universitas Princeton. Menurutnya, pria kelahiran 4 Mei 1928 ini mampu menyentuh atmosfir ekonomi dengan melakukan monopoli, penyuapan,penyadapan, dan juga nepotisme.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pengikut

 
Lintas Facebook . All Rights Reserved
Home | | Term of use | |
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates